Halo semua. Disini kita akan memberikan informasi mengenai Zaman Praaksara. Sebelum sampai ke
zaman sekarang ini, nenek moyang kita melewati berbagai rintangan pada Zaman Praaksara terutama dari cara
hidupnya.
Zaman
Praaksara atau Zaman Prasejarah yaitu masa saat manusia purba belum
mengenal tulisan. Zaman Praaksara
disebut juga masa nirleka (nir = tidak;
leka = tulisan aksara) secara harfiah
berarti “sebelum sejarah”. Cara hidup
manusia praaksara ada 2, yaitu tinggal dekat dengan sumber air dan di alam
terbuka.
Apabila sumber daya alam yang tersedia disekitar mereka habis, maka mereka akan pergi dari tempat tinggal tersebut untuk mencari tempat yang mereka anggap masih banyak sumber daya alamnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada zaman ini memiliki 3 sistem kepercayaan, yaitu animisme, dinamisme, dan totemisme.
Apabila sumber daya alam yang tersedia disekitar mereka habis, maka mereka akan pergi dari tempat tinggal tersebut untuk mencari tempat yang mereka anggap masih banyak sumber daya alamnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada zaman ini memiliki 3 sistem kepercayaan, yaitu animisme, dinamisme, dan totemisme.
Zaman
Praaksara antara bangsa satu dengan lainnya berbeda sesuai
peninggalan-peninggalan yang ditemukan sekarang ini. Dari
peninggalan-peninggalan tersebut bisa menjelaskan tentang kehidupan manusia
purba pada zaman itu. Zaman Praaksara
dimulai sejak manusia berada di muka bumi dan berakhir saat manusia mengenal
tulisan.
Berakhir dan dimulainya zaman praaksara untuk setiap bangsa dengan bangsa lain di dunia tidaklah sama, tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Sedangkan di Indonesia sendiri diperkirakan berakhir sekitar abad ke-5 pada masa berdirinya Kerajaan Kutai. Pernyataan ini diperkuat dengan bukti adanya prasasti yang berbentuk “yupa” yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Berakhir dan dimulainya zaman praaksara untuk setiap bangsa dengan bangsa lain di dunia tidaklah sama, tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Sedangkan di Indonesia sendiri diperkirakan berakhir sekitar abad ke-5 pada masa berdirinya Kerajaan Kutai. Pernyataan ini diperkuat dengan bukti adanya prasasti yang berbentuk “yupa” yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Peninggalan pada masa praaksara di indonesia sementara
ini banyak ditemukan di Pulau Jawa. Berikut ini penemuan penting dibeberapa
tempat.
Sangiran
Sangiran |
Sangiran merupakan sebuah kompleks yang berisi situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang paling lengkap dan penting di Asia. Tempat ini berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar yang lahannya dikenal dengan Situs Sangiran . Situs Sangiran memiliki luas lahan sekitar 8 km pada arah utara-selatan dan 7 km arah timur-barat.
Situs Sangiran merupakan sebuah kubah raksasa yang berbentuk cekungan besar di pusat kubah akibat dari erosi di bagian puncaknya. Kondisi itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang. Di Situs ini menyimpan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu.
Sangiran
pertama kali ditemukan oleh P.E.C.Schemulling tahun 1864 dengan penemuan fosil
vertebrata dari Kalioso, Sangiran. Selain Schemulling, ada juga Eugene Dubois
yang pernah datang ke Sangiran. Namun dia kurang tertarik dengan temuan-temua
di Sangiran. Pada tahun 1934, Sangiran kedatangan ahli Antropologi yang bernama
Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald.
Dia menemukan sebuah artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar 2 km di barat laut kubah Sangiran. Situs ini akhirnya ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada tahun 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.
Dia menemukan sebuah artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar 2 km di barat laut kubah Sangiran. Situs ini akhirnya ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada tahun 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.
Trinil
Trinil |
Tempat ini terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Trinil merupakan situs yang memiliki kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan Sangiran. Penemuan pertama, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891, dia menemukan sebuah fosil manusia purba pertama yaitu spesimen manusia jawa.
Berlanjut pada tahun 1893, Dubois menemukan fosil manusia purba Pithecanthropus erectus.Tengkorak Pithecanthropus erectus memiliki ukuran yang terbilang sangatlah pendek tetapi memanjang kebelakang yang volume otaknya sekitar 900 cc.